Mantenku

Mantenku

Sabtu, 20 September 2014

Kunci Sukses


Kadang kita merasa tidak sih, sudah pintar luar biasa kok belum juga berhasil. Sudah sedekah tiap hari, belum juga mendapat pekerjaan yang sesuai. Mungkin ada hal-hal yang kita lupakan dalam hidup kita? Dengan tidak bermaksud menggurui, mari silakan dibaca coretan saya ini. 

Hormatilah orang lain

Pak Cakra selalu menghormati semua rekan kerjanya. Tiap hari dia menyapa satpam, penjaga sekolah, guru, sampai kepala sekolah dengan gaya yang sama. Dia tidak pernah merasa iri pada temannya yang mendapatkan rejeki lebih. Pak Cakra juga sangat menghormati istrinya. Dia tidak pernah marah padanya meski dia berbuat salah. 5 tahun kemudian, anaknya berhasil lulus SMA dengan nilai memuaskan dan masuk perguruan tinggi negeri di jurusan impiannya.

Pak Sony selalu menghormati atasannya. Namun, dia tidak pernah menghormati bawahannya. Tiap pagi dia tidak pernah menyapa bawahannya dengan hormat. Dia selalu memberi tugas pada stafnya dengan semena-mena. Istrinya di rumah pun terkena imbasnya. Tiap hari, dia marah apabila kopi yang disajikan istrinya kurang manis. Pak Sony juga pernah menghukum anaknya dengan cara dikunci di dalam kamar. 5 tahun kemudian, dia terkena penyakit diabetes.

Hargai selera orang lain

Bu Nisa, seorang karyawan dan pengusaha butik, senang sekali menghadiri pertemuan di tempat kerjanya. Pada pertemuan itu, atasannya selalu mengundang seorang pemusik dan dia beserta teman-temannya bernyanyi. Lagu yang dibawakan bermacam-macam, mulai dari pop, rock, dangdut, keroncong, dll. Bu Nisa tidak terlalu suka musik rock karena bagi dia terlalu keras. Namun demikian, dia tetap menghargai selera temannya dan tidak mempermasalahkan. 5 tahun kemudian, bu Nisa berhasil menjalankan butiknya dengan keuntungan luar biasa. 

Bu Nelly adalah seorang pengajar Matematika dari bimbel no. 1 di negeri di awan. Dia sangat cerdas dan perfeksionis. Baginya, negerinya bukan apa-apa; selalu ada update ilmu dari luar negeri yang menjadi kiblatnya. Selera musik dan filmnya pun harus berasal dari luar negeri. Dia membenci musik dangdut dan musik lain asli negerinya karena menurutnya tidak bermutu. Dia hanya menyukai pop dan rock. Ada satu rekan yang sangat dia benci karena seleranya berseberangan, bu Amel. Tiap hari, dia menceritakan tentang bu Amel yang dia sebut "si dangdutter" di depan teman-temannya. 5 tahun kemudian, bu Nelly tidak kunjung mempunyai anak. Bahkan suaminya akhirnya terkena kanker telinga. 

Kisah-kisah di atas hanyalah fiktif belaka. Mari kita perbaiki sikap kita terhadap orang lain karena kesuksesan tidak datang pada orang-orang yang cerdas, namun datang pada orang-orang yang pandai bersyukur dan bersikap baik pada orang lain.

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar