Mantenku

Mantenku

Selasa, 10 September 2013

Cerita Usus Buntu 3

Lanjutan dari Cerita Usus Buntu 2

Ketika aku menulis ini, saat ini, aku baru pulang dari sebuah RS negri di Jebres Solo. Rasanya mau nangis, mewek2 kecewa...huhuuu....

Tadi pagi aku ke sekolah dulu untuk mengajar bahasa Indonesia selama 2 jam pelajaran. Setelah itu ada kelas lain, tapi aku tinggal. Aku ijin untuk melanjutkan petualanganku di RS itu. Seperti kata residen di Lab, hasil pemeriksaan darah bisa diambil pagi ini. Sekitar pukul 8.30 aku tiba di RS & menemui mas satpam untuk minta nomor antrian. Nomor antrianku 194. Kemudian aku menuju ke lantai 2 untuk mengambil hasil lab.

Mengambil hasil lab tidak lama. Baru beberapa menit aku antri, langsung bisa diambil. Aku pun turun ke bawah & antri fotokopi (tertulis bahwa pasien harus fotokopi hasil2 pemeriksaan lab & selalu dibawa). Antri fotokopi lama sekali sekitar 30 menit. Setelah selesai fotokopi, aku menuju ke antrian pendaftaran. Waktu itu nomor antrian menunjukka nomor B-066.
Antrian B-066


Antrian pasien Askes campur Jamkesmas

Akhirnya 158...nomorku masih 194 :'(

Pada pukul 10 kurang dikitttt...akhirnya nomorku 194 dipanggil. Sret sret srettt...pendaftaran memang cepat. Apalagi loketnya banyak. Jadi nomor berapapun, pasti tetap bisa dilayani dengan cepat deh (catet ya..pendaftarannya doang). Kemudian, aku naik tangga menuju poli Bedah di lantai 2.

Dalam perjalanan ke poli, aku sebenarnya sudah menebak2 dalam hati, kayak apa nanti ya antrinya. Ternyata memang antri sekali. Kebanyakan pasien sudah tua. Aku sudah ga kebagian tempat duduk, berdiri saja usel-eselan. Setelah beberapa menit akhirnya aku dapat tempat duduk & bisa ngobrol dengan seorang pasien lain. Di sana juga ada pasien hidrosefalus yang kepalanya sudah membesar...(aku jadi teringat Filza deh...sehat terus ya sayang). Ingin rasanya menyapa ibunya & bilang, "Jangan takut Bu, anak saya juga seperti itu dulu. Sudaah dioperasi & sehat sekarang", tapi apa boleh buat saking ramainya suasana, & dedek bayinya juga nagis terus, ga jadi lah.

Sesudah 1,5 jam menunggu dengan sabar (sabar???), akhirnya aku dipanggil ke ruang bedah Digesti. Hari ini agendaku adalah melaporkan hasil tes lab. Di dalam tuang, sudah ada 3 dokter muda (kirain ini yang bakal memeriksa). Sambil senyum2 mereka tanya2 aku, "Bu, keluhannya apa?" (udah ada tulisannya masih nanya). Aku jawab, "Sakit perut kanan bawah mas." Residen yang kedua (cewek) ikutan bertanya, "Suka makanan pedas ya Bu?". "Enggak tuh," jawabku. Residen satunya kok ga ikutan tanya ya...hampir aja aku bilang, "Mas yang satunya ga ikut nanya sekalian?", tapi ga jadi coz dokter utama udah datang.

Setelah diperiksa pak dokter, & melihat hasil riwayat periksa yang lalu, aku diminta untuk tes Appendikogram di radiologi. Astaga, pikirku, kirain habis ini langsung rekam jantung & operasi. Kata dokter, "Untuk menegakkan diagnosa". Udah jelas2 kelihatan di USG, masih kurang yakin?

"Ibu kok kesininya lama. Kalau hasilnya udah keluar, cepat kesini dong Bu!" tambahnya.
Cepat kesini? Dokter ini kayak pura2 ga tau kalo pelayanan di RS tempatnya mengabdi ini lelet pelayanannya.

"Lho dok, ini saya kemarin cek darah, Baru tadi pagi lho hasilnya," jawabku. Sebel deh kok sok nyalahin akunya yang lama, lha wong sananya yang lambattttt kayak ulet.

Pukul 12 kurang dikit aku keluar dari ruang periksa & turun menuju radiologi. Agak bingung juga mana ya Radiologinya. Ternyata jauh ke barat, dekat IGD. Aku tanya satpamnya, dan dia menunjukkan tempat pendaftaran. Ternyata...o la la...sudah TUTUP.

Kecewa sekali aku. Bapak-bapak penunggu pendaftaran sudah berkemas-kemas siap2 kukut. Baru jam 12 kok udah tutup ya, bukannya jam kerja PNS itu sampai jam 2? Aku ingat ibuku aja dulu di RSUD Wates Kulon Progo, pelayanan sampai jam 2. Masak RS negri segedhe ini cuma sampai jam 12? Tapi aku sih mengakui, Kulon Progo gitu loh....

Sambil melangkah lesu, aku bertanya pada seorang bapak. "Pak pendaftaran depan itu buka pagi jam berapa ya?. Jawabnya, "Embuh mbak, saya tu sampai ga mudeng apa2. Ini anak saya mau mondok aja, malah diputer2in kayak gini. Masak saya dikasih tanggal ronsen tanggal 12." Kasihan anaknya, dengan tertatih-tatih, akhirnya pulang lagi.

RS negri...RS pendidikan. Kalian tidak akan pernah tenggelam karena banyak pasien yang membutuhkan jasa kalian. Yo wis monggo, silakan aja bagi yang masih mau bertahan, aku pikir2 kayaknya mundur teratur aja apa ya? Pingin deh suatu saat nanti ikut asuransi swasta. Ya Allah, lancarkan rejeki kami....Aamiin YRA.

UPDATE

Akhirnya saya sudah operasi usus buntu di paviliun (swastanya) RS negri yang sama. Panjang usbun sudah 10 cm (panjang ya). Maklum udah bertahun2 sakitnya. Alhamdulillah sudah sembuh...yesss.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar