Mantenku

Mantenku

Senin, 09 Juni 2014

Pilpres oh Pilpres

Sekarang ini membuka FB penuh postingan tentang capres masing-masing. Apalagi setelah menyaksikan debat capres semalam. Masing-masing pendukung tambah hot dalam mendukung capres pilihan, tak lupa merendahkan bahkan menghina capres lawan. 

"Apa sih yang dilihat oleh para pendukung capres ini, kok bisa-bisanya dukung yang ini?" tulis seorang fesbuker. Yang jelas, apapun pilihannya, dia merasa pilihan dia lah yang paling baik. Merasa nalarnya yang paling logis. 

Saya & suami, kebetulan, kali ini juga berbeda pendapat. Suami pilih yang ini, saya pilih yang itu. Awalnya juga saling adu pendapat; maklum kami merasa pendapat masing-masing adalah yang paling benar. Tapi, saya mencoba mengerti. Suami memilih beliau karena ada dasarnya. Tidak ada yang meragukan pilihan suami saya ini adalah pilihan yang baik, saya menghormati. Tapi ada pertimbangan lain yang tidak layak saya tulis di sini.

Suami juga mencoba mengerti saya. Saya tidak berani berpendapat sendiri, memang saya penakut. Saya sadari iman saya masih lemah, ketakwaaan saya masih jauh di bawah orang-orang yang terjaga kewara'annya. Oleh karena itu saya cenderung mengikuti pendapat mereka yang saya pandang lebih terjaga. Logika saya bisa bilang X, karena logika manusia memang terbatas. Tapi nurani tidak bisa dibohongi. Pilihan ini bukan karena apa-apa tapi karena saya mempersiapkan jawaban apa nanti yang akan saya berikan di akhirat ketika ditanya kenapa pilihan saya yang ini (apalagi kalau baca QS Al Maidah: 51). Yang jelas demi kemaslahatan bersama. Setiap pilihan akan kita pertanggung jawabkan di akhirat.

Komen saya yang terakhir adalah: Siapapun presidennya nanti, kita harus mempertanggungjawabkan pilihan kita.

Demikian, smoga bermanfaat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar