Mantenku

Mantenku

Minggu, 18 Mei 2014

"Ga tau Pak, kan udah dari komputer"

Saya & suami senang sekali belanja sama-sama ke swalayan atau toserba. Untuk belanja kebutuhan sehari-hari, biasanya kami suka belanja di L*wes Nusukan & toserba N*va Klodran karena harganya cenderung lebih murah. Untuk belanja partai kecil, biasanya ketika anak kami minta jajan, kami cukup ke Alfamart atau Indomaret. Bahkan kami akan merasa sangat senang jika anak-anak mau "hanya" diajak ke toko/warung dekat rumah saja.

Barusan saya & suami berbelanja ke toserba N*va yang berlokasi di jl. Adisumarmo, Klodran. Toserba ini terletak di dekat batas kota, tepat di perbatasan antara Solo, Karanganyar, & Boyolali. Toserba ini lumayan dikenal, selain karena harga barang di supermarket murah, juga karena menyediakan parkir yang nyaman & luas. Sesuai dengan mottonya yakni "Belanja Mudah, Harga Murah". Tapi, hari ini kami sedikit kecewa dengan pelayanan mbak kasir, sebut saja mbak Atika.


Label Bukrim Rp. 10.990,-

Kami mengambil Bukrim detergent dengan harga yang tertera Rp. 10.990,-. Ketika kami membayar di kasir, harga detergent itu di komputer kasir senilai Rp. 11. 250,-. Suami saya, yang memang kebetulan senang memperhatikan segala sesuatu yang ada di sekitarnya, berkata pada mbak Atika, "Mbak ini udah naik ya. Harga di labelnya 10 ribu lho mbak."

Sssssttt silent sebentar. 

Saya juga diam saja menunggu reaksi dari mbak Atika ini. Kok diam saja ya, pikir saya. Mbaknya ini pasti belum pernah berlatih bagaimana bersikap yang sopan & benar pada pelanggan. 

Suami saya berkata, "Segera diganti labelnya ya mbak, ini namanya menjebak." Kami sama-sama berharap sebenarnya bahwa dia minta maaf & menerangkan bahwa harga yang di label itu salah & yang benar itu yang di komputer. Selisih serapa rupiah saja tidak masalah bagi kami, tapi kami sebagai konsumen berhak dong mendapatkan keterangan yang jelas. Everything must be clear & conveyed honestly. Benar kan?

Ternyata apa jawaban dari mulut mbak Atika yang cantik tadi? "Ga tau Pak, kan udah dari komputer." Rasanya mak jleb deh hati kami. Bukan karena sakit hati dan bukan pula karena ga bisa bayar, tapi karena prihatin mbak shopkeeper yang cantik & berjilbab ungu ini apa belum pernah di training oleh pemilik toko? Apakah pemilik toko tidak menerangkan bagaimana cara menjawab konsumen yang protes tentang sesuatu? Kenapa juga dia menjawab dengan suara yang sadis? Apakah dia dilatih untuk menjawab keluhan konsumen dengan sadis? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Tell me, tell me, baby.

Ya sudah, misi untuk mendapatkan jawaban yang sopan gatot, alias gagal total. Insting saya sebagai guru sangat tergelitik. Sambil nyengir, saya & suami langsung membayar barang belanjaan kami & pergi berlalu begitu saja..... (kayak lagu apa gitu) ^_^

Di jalan kami ngobrol.... dan inilah obrolan kami:

"Pah, mbaknya tadi salah lho jawabanya. Harusnya dia menjawab 'Maaf Pak, harga yang benar ini harga yang di komputer, bukan yang di label', gitu Pah," I said.

"Apa mau telpon ke toserbanya? Protes gitu?" suami saya tidak kalah seru kalau masalah seperti ini, hehehee... Majelis rumah sakit aja bisa heboh kalau dia bersuara, apalagi toserba. (Eh maaf bukan sombong, ini dulu waktu Filza berkasus di RS, memang suami saya yang ngotot harus mendapat "kejelasan". Padahal oleh RS dianggap masalah sepele.) 

"Itu tadi pasti lulusan mana ya,Pah, kok ketus banget," saya masih sedikit jengkel.

Pada akhirnya kami mengurungkan niat untuk menelpon pemilik toserba, toh hanya hal kecil seperti ini. Tapi ada pelajaran yang bisa kami ambil: di masa depan kami ingin memiliki sebuah usaha (niat saya sih usaha karaoke). Kami harus bisa bersikap sopan kepada customer because customer is the king to increase our service. Buat mbak2 (dan mas2 juga pastinya) yang bekerja pada orang lain, mohon rubah mindset anda bahwa segala sesuatu adalah tanggung jawab pemilik atau pihak administrasi. Justru mbak2 ini adalah pintu gerbang utama yang dilihat pengunjung. Jika mbak2 ini bisa bersikap sopan, pelanggan pasti senang sekali berbelanja di toko anda. Terlebih lagi, kami sebagai konsumen akan berpikir, "Wah pemilik toko ini sukses ya dalam mendidik karyawannya. Jadi sopan & rich of knowledge ni semua karyawannya."

Demikian, semoga tulisan ini bermanfaat.

Salam hangat,

Manda

Nb: 
Proverb "You are what you speak" itu benar ya hehee...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar